"Kalau dari hitung-hitungan langkah mundur, Sultan mengambil langkah mundur. Meski demikian, apabila berpasangan dengan Megawati, pasangan ini memungkinkan untuk menjadi pasangan yang kuat," kata Ketua Umum DPP PNBK Indonesia Erros Djarot di Jakarta, Kamis (22/1).
Dia mengemukakan, pasangan Mega-Sultan memungkinkan untuk memperoleh suara signifikan di Pulau Jawa yang penduduk sangat padat. Untuk sebuah pemilihan presiden, jumlah penduduk Pula Jawa yang padat merupakan salah satu sentral dari sebuah kemenangan. Selain itu, kata Erros, primodialisme masyarakat Jawa masih ada.
"persoalannya, apakah Sultan mau karena pada saat deklarasinya, Sultan hanya mau dicalonkan sebacai Capres," ujarnya.
Bagi sebagian masyarakat Jawa, lanjut Erros, pernyataan Sultan yang hanya mau dicalonkan sebagai Capres itu dan juga pernyataan lain merupakan 'sabdo pandito ratu'. Sebagai raja, Sultan dihadapkan pada keharusan untuk tetap konsisten dan berkomitmen terhadap peryatannya.
"Kalau Sultan mau menjadi nomor 2, bagaimana dengan 'sabdo pandito ratu' yang sudah disampaikan sebelumnya," imbuh Erros. [*/ana]
source: http://pemilu.inilah.com/berita/2009/01/22/78078/duet-mega-sultan-langkah-mundur/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar