hanya dari bau keringat yang dikeluarkannya.
Tidak hanya gerakan tubuh laki-laki yang dapat menggambarkan keinginan dalam
hatinya. Entah itu kedipan matanya, caranya berjalan, dan senyum yang
terpampang di wajahnya, tapi juga bau badan yang berasal dari keringat yang
keluar melalui tubuhnya mampu memberikan sinyal perasaan hatinya terhadap
wanita yang ditemuinya.
Para ilmuwan telah lama memperbincangkan bahwa manusia memiliki senyawa
kimia layaknya hewan yang mampu mengkomunikasikan hasrat seksual terhadap
pasangannya. Senyawa tersebut bernama Feromon. Sayangnya, para ilmuwan
menganggap bahwa feromon hanya dapat dihasilkan melalui bawah sadar manusia
sehingga tidak dapat terdeteksi secara nyata. Bahkan, para peneliti mengaku
kurang mampu meneliti lebih dalam mengenai feromon ini.
"Jika feromon manusia tidak terdapat di mana saja, ini artinya feromon
dipastikan terdapat di dalam keringat manusia karena keringat dihasilkan
dalam situasi apapun juga, bahkan dalam keadaan seseorang sedang
'berhasrat'," ujar psikolog dari Universitas Rice di Houston, Amerika,
Denise Chen seperti dilansir melalui Live Science, Senin (12/1/2008).
Menurut Chen, ia telah melakukan eksperimen yang membandingkan respon wanita
saat mencium keringat laki-laki. Chen bahkan berspekulasi, jika manusia
memang memproduksi dan merespon feromon di keringat maka dipastikan para
wanita tersebut akan memberikan tanda-tanda yang berbeda, baik saat ia
mencium bau keringat 'seksual' maupun yang tidak.
Dalam penelitian tersebut, Chen dan tim penelitinya melibatkan sekira 20
orang laki-laki yang tidak diperbolehkan menggunakan deodorant atau
wewangian tubuh. Setelah ke-20 orang tersebut menyematkan bantalan dalam
ketiaknya, Chen menyuruh mereka untuk menonton film porno. Mereka pun
menjadi terangsang seraya mengeluarkan keringat. Bantalan berikutnya harus
digunakan para lelaki tersebut sambil menonton film biasa (bukan porno).
Berikutnya, Chen mengundang sekira 19 wanita untuk mencium dua jenis
bantalan milik masing-masing lelaki tersebut. Dengan menggunakan mesin
pemindai otak, Chen menemukan bahwa reaksi yang ditimbulkan para wanita
tersebut sangat berbeda ketika mereka mencium bantalan berisi keringat saat
para lelaki terangsang dengan yang tidak.
"Dengan menggunakan functional magnetic resonance imaging (FMRI) kami mampu
mendeteksi reaksi otak yang terjadi dalam pikiran wanita-wanita tersebut,
meskipun mereka berada dalam keadaan tidak sadar," papar Chen.
"Keringat seksual laki-laki mampu mengaktifkan wilayah otak perempuan,
khususnya wilayah otak yang mampu mengenali emosi dan perasaan manusia yang
melibatkan indera penciuman, respon sosial dan emosi. wilayah tersebut
berada di orbitofrontal cortex dan fusiform cortex," tambah Chen. Dari
situlah Chen mensinyalir adanya perbedaan reaksi yang ditimbulkan para
wanita tersebut saat mencium keringat laki-laki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar