Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Senin, 27 Oktober 2008

Pemerintah Siap Turunkan Harga BBM

Pemerintah kini mulai mengkaji penurunan harga BBM bersubsidi. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) selaku departemen teknis tengah menyiapkan langkah koordinasi dengan unsur pemerintah lain."Kita setuju dengan pandangan umum kalau harga minyak turun, harga BBM turun. Tapi, tentu kita akan melihat berbagai implikasinya," ujar Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro di sela peringatan Hari Listrik Nasional Ke-63 di Kantor PLN Pusat, Minggu, 26 Oktober
Sebelumnya, sejumlah kalangan mendesak pemerintah segera menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM). Selain efektif mendongkrak perekonomian yang lesu darah akibat dampak krisis finansial global, penurunan harga BBM bisa menguatkan daya beli masyarakat.

Pada penutupan perdagangan di Bursa Berjangka New York (NYMEX) Jumat, 24 Oktober, harga minyak mentah jenis light pengiriman Desember bertengger di USD 64,15 per barel. Sedangkan harga minyak jenis brent di London nangkring di USD 62,05 per barel. Ketika pemerintah menaikkan harga BBM rata-rata 28 persen akhir Mei lalu, harga minyak mentah di atas USD 100 per barel. Harga premium saat ini Rp 6 ribu per liter, solar Rp 5.500, dan minyak tanah Rp 2.500.

Menurut Purnomo, harga BBM bersubsidi merupakan kebijakan yang sifatnya koordinatif, bukan sektoral. "Dalam waktu dekat kita lakukan koordinasi untuk melihat apakah harga BBM akan tetap atau turun. Hasil hitungannya dirapatkan di kabinet," katanya.
Karena itu, pihaknya segera menyusun berbagai exercise tentang korelasi antara fluktuasi harga minyak Indonesia (ICP) dan harga keekonomian BBM bersubsidi. "Kita ingin tahu persis pada harga ICP berapa, besaran subsidi berapa, supaya bisa setara," terangnya.

Exercise lain, kata Purnomo, adalah bagaimana jika harga BBM bersubsidi benar-benar diturunkan, kemudian harga minyak kembali naik. "Seperti itu kan ada konsekuensinya. Karena itu, akan terus kita hitung," jelasnya.

Menurut dia, kebijakan harga BBM bersubsidi juga terkait postur APBN. Sebab, jika di satu sisi subsidi BBM turun karena harga minyak turun, di sisi lain penerimaan negara dari sektor migas juga ikut turun. "Penerimaan negara dari sektor ESDM sekitar 35 persen dari total APBN, sedangkan dari migas 25-30 persen. Naik turunnya penerimaan ini menimbulkan implikasi pada perhitungan anggaran," paparnya.

Kapan pembahasan terkait harga BBM bersubsidi dilakukan? "Ini kan Presiden (SBY) masih di Beijing. Tentu ada masalah-masalah prioritas yang harus ditangani. Misalnya, depresiasi mata uang. Jadi, di satu sisi kita menghadapi masalah moneter, fiskal, dan BBM. Kita tunggu saja," ujarnya.

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, rencananya pekan depan rapat kabinet menghitung penyesuaian harga BBM dalam negeri. Pemerintah akan menyesuaikan harga kalau keuangan negara sesuai dengan kondisi sekarang. "Pemerintah tak pernah mau ambil untung dari harga subsidi BBM," ujar Jusuf Kalla di sela acara silaturahmi pengurus DPD Partai Golkar Jabar di Bandung kemarin.

Menurut dia, setidaknya ada tiga hal pokok yang menentukan harga BBM dalam negeri. Yakni, stabilitas harga minyak dunia, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, dan kesepakatan besaran subsidi yang diatur bersama DPR.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Paskah Suzetta menambahkan, harga BBM bisa turun jika harga minyak dunia stabil hingga awal 2009. "Hitung-hitungannya nanti kita lihat. Cuma saya pikir, tahun ini kita belum bisa. Sebab, kita harus tunggu fluktuasinya paling tidak satu bulan," tambah Paskah.

Sebelumnya Ketua Pansus Hak Angket BBM DPR Zulkifli Hasan mengatakan, setelah melalui rangkaian penyelidikan maraton dua bulan, memang sudah saatnya pansus mengeluarkan sikap resmi. "Terkait harga minyak yang sudah turun, kami mendesak agar harga BBM bersubsidi disesuaikan (diturunkan, Red)," ujarnya.

Karena itu, pansus akan lebih fokus mengupas hal-hal yang terkait alasan pemerintah menaikkan harga BBM. Dulu alasannya harga minyak naik di atas USD 100 per barel. Kini setelah harga minyak turun di bawah USD 70 per barel, pemerintah harus me-review lagi.


sumber: http://cetak.fajar.co.id/

Tidak ada komentar: