Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Kamis, 30 Oktober 2008

Siapkah AS Punya Presiden Kulit Hitam?

WASHINGTON, RABU — Pilpres pada 4 November akan berlangsung tidak seperti biasanya. Untuk pertama kalinya, salah satu kandidat presiden, Barack Obama, berkulit hitam. Bersamaan dengan momen pemilihan presiden AS, sebagian pemilih akan berhadapan dengan cara pandang rasial mereka sendiri.

VOA menanyakan kepada beberapa orang di seluruh bagian negara, apakah mereka siap memiliki presiden kulit hitam, belum lama ini.



Analis politik juga menyampaikan pandangan mereka. Profesor Larry Sabato dari University of Virginia berkata, warna kulit Obama merupakan hal yang tak bisa dihindari.


Pencalonan Barack Obama telah mematahkan banyak hal. Namun, ia bukanlah orang kulit hitam pertama yang diajukan ke Gedung Putih.


Pada 1972, anggota Kongres, Shirley Chisholm, termasuk bakal calon, tetapi tidak terpilih untuk menjadi kandidat partai. Pada 1968, saat Chisholm menjadi wanita kulit hitam pertama yang terpilih menjadi anggota DPR, bangsa AS bangkit untuk pergerakan hak sipil serta menentang pemisahan rasial dan diskriminasi di Selatan.


Semua berklimaks pada April 1968, ketika pejuang hak sipil, Dr Martin Luther King, dibunuh. Orang kulit hitam marah, frustrasi, dan mengamuk di jalanan.


Enam belas tahun kemudian, Jesse Jackson, berkampanye untuk memperebutkan nominasi Demokrat pada 1984. Dia mendulang 3,5 juta suara pada pemilihan primer partai. Pada 1988, meskipun masih gagal mendapat nominasi, Jackson mendulang 7 juta suara.


Barack Obama mewakili dirinya sendiri sebagai sosok kandidat yang berbeda, kata Thomas Mann, staf peneliti The Brookings Institution, Washington.


Kampanye Obama telah menarik hati kalangan kulit putih, Latin, Asia-Amerika, selain kulit hitam sendiri. Pencalonannya telah menyemangati kaum muda yang belum pernah "terlihat" sejak batas umur mencoblos diturunkan menjadi 18 tahun pada 1972. Di permukaan, orang bisa saja berasumsi bahwa dukungan yang luas untuk Obama dan jumlah poling akan menolongnya pada hari-H pilpres.


Namun, Vesla Weaver, peneliti University of Virginia, berkata, ada yang perlu diwaspadai. Pada pemilihan terdahulu, kandidat kulit hitam selalu menghadapi kejutan yang tak menyenangkan.


Pada 1982, sejumlah poling menunjukkan, Wali Kota Los Angeles Tom Bradley unggul dalam pemilihan Gubernur California. Namun, pada hari-H, ternyata dia kalah.


Pada pemilihan Gubernur Virginia pada 1989 yang dimenangi kandidat kulit hitam, Douglas Wilder, pada berbagai poling ia unggul 10 persen atas rivalnya. Namun, akhirnya ia memenangi pemilihan dengan selisih tak sampai 1 persen. Analis politik menamakannya "bradley effect", ini masih merupakan kendala.


Tim VOA bertanya kepada orang-orang di daerah lain, berbagai kelompok umur, dan tingkat penghasilan, apakah mereka siap untuk memilih presiden kulit hitam. Banyak yang merespons positif dan beberapa menyatakan tak yakin. (Dhika/VOA)


http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/29/08023185/Siapkah.AS.Punya.Presiden.Kulit.Hitam

Tidak ada komentar: