Tukul Arwana memastikan, "Empat Mata" --tayangan yang telah memopulerkannya sejak pertengahan Juni 2006-- tidak ditayangkan kembali. Pelawak asal Semarang ini back in action dengan tayangan "Bukan Empat Mata", pada 1 Desember 2008, masih dengan stasiun televisi yang sama.
"Sudah tanda tangan kontrak kok! Deal! Mulai 1 Desember 2008," ungkap pria mengaku masih tetap ndeso ini, saat ditemui Gatra.com, di bilangan Cipete, Jakarta Selatan, Senin (24/11).
Menurut Rianto, nama asli Tukul, kru stasiun televisi dari tayangan "Bukan Empat Mata" mendatangi rumahnya sekitar tiga pekan setelah penghentian tayangnya. Ringkas cerita, mereka menawari Tukul kembali ke Trans 7, untuk membawakan konsep acara yang sama dengan "Empat Mata".
Namun, belum sampai pada pembicaraan rencana konsep acara, Tukul mengaku langsung `menembaki` para kru televisi tersebut dengan bayaran yang lebih ketimbang bayarannya di "Empat Mata". "Datang ke sini langsung saya tembak, saya ngomong, kalau mau bayarannya dimahalin lagi. Seperempat (lebih mahal) dari yang kemarin. Dan mau dia (Trans 7). Konsepnya sama dengan `Empat Mata`, tapi not four eyes," ungkap Tukul.
Dengan percaya diri yang tinggi, Tukul juga menyatakan bahwa meski tanpa "Empat Mata", hidupnya turun-naik panggung baik sebagai pelawak maupun penghibur, bakal tetap bertahan, mengacu pada pengalaman pahitnya sebelum tenar. "Saya ide-ide banyak! Lawakan saya punya warna tersendiri, mudah dicerna, sederhana, dan semua orang mengalami semua (dengan lawakannya --Red)," tegasnya.
"Lawak itu ada rumusnya. Kalau orang tahu rumusnya, materi lawakan itu nggak akan habis. Apa yang saya lihat maupun dengar, itu materi. Sesuatu yang di sekitar itu adalah materi," tambahnya.
Terbukti, di saat-saat waktu lowong pasca teguran serta permintaan penghentian tayangan oleh Komisi Penyiaran Indonesia, Tukul mengaku masih mendapatkan gawean bermain sinetron berjudul Mendadak Kaya, Kaya Mendadak. Lantas, pasca Trans 7 mengiyakan bayaran Tukul untuk "Bukan Empat Mata", pekerjaan untuk sinetron tersebut masih bisa dicicil pada akhir pekan.
"Hidup saya itu mengalir. Saya ini siapa sih? Pendidikan cuma SMA, kutu kupret, culun, ndeso, nggak ngerti kemodernan itu apa. Tahunya cuma yang tradisional. Tapi tiba-tiba ada malaikat yang diperintahkan sama Allah untuk menempel saya untuk terus jadi cerdas. Apakah seperti itu, saya juga nggak ngerti?" jelas Tukul.
"Basic saya ini seniman jalanan. Bukan orang ganteng atau orang kaya yang jadi artis atau orang luar biasa. Saya jadi pelawak ini dari bawah benar. Dari jatuh bangun yang benar-benar yang rintangannya sangat menyakitkan atau melelahkan."
Ya, kita pukul besi di waktu panas. Demi anak istri. Kita mencintai pekerjaan, syukuri lah. Manfaatkan masa jaya mu sebelum masa suram mu datang, manfaatkan masa sehatmu sebelum sakit mu datang, dan seterusnya.
Di balik kevakumannya dari "Empat Mata", bapak dua anak ini tetap berpegang pada prinsip, keluarga tetap nomor satu. Apapun yang dijadikan mata penghasilan, tetap harus kembali ke keluarga, dan merupakan uang halal! "Mereka sudah paham kan, punya bapak cover boy, punya bapak yang kesibukannya luar biasa seperti catwalk di Singapura, pemotretan dan film di Hollywood, King Kong dan Tetanus (Titanic) 4, dan juga Speed 5. Itulah kesibukan bapaknya, penyakit semua!" demikian Tukul, seraya berkelakar.
(gatra.com)
Menurut Rianto, nama asli Tukul, kru stasiun televisi dari tayangan "Bukan Empat Mata" mendatangi rumahnya sekitar tiga pekan setelah penghentian tayangnya. Ringkas cerita, mereka menawari Tukul kembali ke Trans 7, untuk membawakan konsep acara yang sama dengan "Empat Mata".
Namun, belum sampai pada pembicaraan rencana konsep acara, Tukul mengaku langsung `menembaki` para kru televisi tersebut dengan bayaran yang lebih ketimbang bayarannya di "Empat Mata". "Datang ke sini langsung saya tembak, saya ngomong, kalau mau bayarannya dimahalin lagi. Seperempat (lebih mahal) dari yang kemarin. Dan mau dia (Trans 7). Konsepnya sama dengan `Empat Mata`, tapi not four eyes," ungkap Tukul.
Dengan percaya diri yang tinggi, Tukul juga menyatakan bahwa meski tanpa "Empat Mata", hidupnya turun-naik panggung baik sebagai pelawak maupun penghibur, bakal tetap bertahan, mengacu pada pengalaman pahitnya sebelum tenar. "Saya ide-ide banyak! Lawakan saya punya warna tersendiri, mudah dicerna, sederhana, dan semua orang mengalami semua (dengan lawakannya --Red)," tegasnya.
"Lawak itu ada rumusnya. Kalau orang tahu rumusnya, materi lawakan itu nggak akan habis. Apa yang saya lihat maupun dengar, itu materi. Sesuatu yang di sekitar itu adalah materi," tambahnya.
Terbukti, di saat-saat waktu lowong pasca teguran serta permintaan penghentian tayangan oleh Komisi Penyiaran Indonesia, Tukul mengaku masih mendapatkan gawean bermain sinetron berjudul Mendadak Kaya, Kaya Mendadak. Lantas, pasca Trans 7 mengiyakan bayaran Tukul untuk "Bukan Empat Mata", pekerjaan untuk sinetron tersebut masih bisa dicicil pada akhir pekan.
"Hidup saya itu mengalir. Saya ini siapa sih? Pendidikan cuma SMA, kutu kupret, culun, ndeso, nggak ngerti kemodernan itu apa. Tahunya cuma yang tradisional. Tapi tiba-tiba ada malaikat yang diperintahkan sama Allah untuk menempel saya untuk terus jadi cerdas. Apakah seperti itu, saya juga nggak ngerti?" jelas Tukul.
"Basic saya ini seniman jalanan. Bukan orang ganteng atau orang kaya yang jadi artis atau orang luar biasa. Saya jadi pelawak ini dari bawah benar. Dari jatuh bangun yang benar-benar yang rintangannya sangat menyakitkan atau melelahkan."
Ya, kita pukul besi di waktu panas. Demi anak istri. Kita mencintai pekerjaan, syukuri lah. Manfaatkan masa jaya mu sebelum masa suram mu datang, manfaatkan masa sehatmu sebelum sakit mu datang, dan seterusnya.
Di balik kevakumannya dari "Empat Mata", bapak dua anak ini tetap berpegang pada prinsip, keluarga tetap nomor satu. Apapun yang dijadikan mata penghasilan, tetap harus kembali ke keluarga, dan merupakan uang halal! "Mereka sudah paham kan, punya bapak cover boy, punya bapak yang kesibukannya luar biasa seperti catwalk di Singapura, pemotretan dan film di Hollywood, King Kong dan Tetanus (Titanic) 4, dan juga Speed 5. Itulah kesibukan bapaknya, penyakit semua!" demikian Tukul, seraya berkelakar.
(gatra.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar