Stroke merupakan satu di antara tiga penyakit penyebab kematian terbesar di dunia dan menduduki peringkat kedua setelah jantung dan kanker. Stroke juga merupakan penyebab kecacatan utama, terutama pada golongan usia produktif.
Dengan mengetahui gejalanya, masyarakat bisa langsung membawa penderita ke rumah sakit begitu mendapati gejala seperti stroke.
Salah satu gejalanya adalah bila ada salah satu terjadi nyeri kepala sangat hebat dengan karakter tidak lazim, atau kejang yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya, anggap saja itu sebagai gejala stroke dan segera larikan ke rumah sakit.
Kesembuhan stroke ditentukan oleh penanganan yang cepat, tepat, dan akurat akan meminimalisasi kecacatan yang ditimbulkan. Oleh karena itu, keberadaan unit stroke di rumah sakit tak lagi sekedar pelengkap tapi sudah menjadi suatu keharusan. Cepat tanggap terhadap stroke juga harus dimiliki oleh paramedis di rumah sakit.
Stroke merupakan cedera pembuluh darah otak yang berlangsung dengan tiba-tiba. Cedera tersebut berupa sumbatan atau pecah pembuluh darah. Efek yang terjadi akan sama, yakni kematian daerah otak yang mendapat suplai darah dari pembuluh darah yang cedera.
Bila sumbatan mengalami perbaikan segera disebut transient iskemic attac (TIA) atau serangan stroke sesaat. Pada TIA gejala stroke akan mengalami perbaikan sempurna, namun itu juga merupakan peringatan adanya stroke yang lebih berat.
"Gejala stroke tergantung daerah mana yang terkena sumbatan atau pecahnya pembuluh darah, sebab di tiap-tiap daerah di otak memiliki fungsi tersendiri. Bahkan 2/3 tanpa didahului peringatan apa pun, dan 1/3 memperlihatkan tanda-tanda peringatan.
Penyakit atau keadaan yang menyebabkan atau memperparah stroke disebut dengan faktor risiko stroke, di antaranya, hipertensi, diabetes mellitus, dan penyakit jantung.
Sedangkan keadaan yang dapat menyebabkan stroke adalah obesitas, merokok, dan kurangnya olahraga. Apalagi zaman sekarang stroke tak menyerang orang tua saja, tapi juga kaum usia produktif perlu waspada terhadap ancaman stroke, terutama yang gemar mengkonsumsi makanan berlemak.
Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Pertama, dengan menjalankan perilaku hidup sehat sejak dini. Dianjurkan juga untuk mengurangi rokok, melakukan olahraga teratur, menghindari alkohol serta stres yang berlebihan dengan selalu istirahat yang cukup.
Lakukan pengendalian faktor-faktor risiko secara optimal lalu medical check up secara rutin serta berkala, dan pasien harus mengenali tanda-tanda dini stroke.
Selain itu, Ada empat upaya yang harus dilakukan bagi penderita stroke atau yang belum mengalaminya, yakni pencegahan, pengobatan, rehabilitasi, dan promotif.
Jadi, jangan main-main. waspadai gejala stroke di usia produktif dan segera bertindak jika gejala itu terjadi. (kpl/rif)
Source:kapanlagi.com
Senin, 17 November 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar