Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Sabtu, 31 Januari 2009

PM Erdogan Pulang Disambut Bak Pahlawan

ISTANBUL -- Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan pulang ke negaranya, Jumat, disambut seperti pahlawan setelah terlibat pertengkaran di Forum Ekonomi Dunia menyangkut perang Israel di Jalur Gaza. Sekitar 3.000 pendukung berkumpul di bandara Ataturk , Istabul , yang dihiasi dengan bendera-bendera Turki merah dan putih, menyambut Erdogan ketika ia tiba Kamis malam dari daerah wisata Davos, Swiss.


Banyak yang membawa spanduk mengutuk Israel , walaupun Turki adalah sekutu paling dekat Israel di dunia Muslim. "Saya telah melakukan apa yang harus saya lakukan," kata Erdogan kepada wartawan yang berkumpul di bandara itu.

"Saya tidak dapat tetap apatis apabila menyangkut hal-hal ini, itu bukan sifat dasar saya. Saya terikat pada tugas untuk membela kehormatan negara saya."

Erdogan "walk out" dari Forum Ekonomi Dunia setelah adu mulut dengan Presiden Israel Shimon Peres mengenai konflik Gaza. Ia pun berlalu di depan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan peserta lain karena protes komentarnya soal Gaza diperpendek.

"Saya berpikiran tidak akan datang lagi ke Davos setelah kejadian ini karena Anda tidak membolehkan saya berbicara," kata perdana menteri Turki itu sambil keluar. Namun, pada Kamis malam dia mengatakan akan memertimbangkan kembali.

Erdogan mengkritik hadirin yang terdiri dari pejabat internasional maupun swasta karena mereka memberi tepuk tangan atas pidato emosional Peres tentang serbuan ke Gaza yang menewaskan lebih dari 1300 warga Palestina. Erdogan mengatakan Israel berlaku biadab di Gaza.

"Saya merasa sangat sedih karena orang-orang tepuk tangan atas ucapan anda padahal banyak orang tewas, " teriaknya kepada Peres sebelum dihentikan oleh moderator, wartawan Washington Post David Ignatius.

Ia protes karena Peres diberikan 25 menit untuk berbicara dalam perdebatan sementara dirinya hanya 12 menit "Kita tidak bisa memulai kembali debat ini karena waktunya tidak ada," kata Ignatius menanggapi protes Erdogan.

Peres menyatakan Israel terpaksa melakukan serangan terhadap Hamas karena ribuan roket dan mortir ditembakkan ke Israel. "Tragedi Gaza bukanlah Israel tapi Hamas," kata Peres, peraih Nobel Perdamaian pada tahun 1994 atas usahanya berdamai dengan PLO pimpinan Yasser Arafat. "Mereka menciptakan sebuah kediktatoran yang sangat berbahaya. "

Sambil menunjuk Erdogan, dia mengatakan Turki akan berbuat hal yang sama jika Istanbul dihujani roket. Ban, Erdogan, dan Sekretaris Jenderal Liga Arab Amr Mussa maupun Peres duduk sejajar dalam acara debat itu. Turki adalah salah satu dari sebagian kecil negara-negara Muslim yang punya hubungan diplomatik dengan Israel.

Ban Ki Moon minta Israel mengakhiri blokade di Gaza selain minta Hamas mengakhiri kekerasan. Sekjen PBB juga minta diulanginya usaha Arab dalam mempertemukan kelompok-kelompok Palestina.

Erdogan dan Peres berbicara lewat telepon setelah acara tersebut. Peres (85) minta maaf atas kejadian itu, ungkap kantor berita Turki, Anatolia.

Erdogan memimpin upaya mediasi antara Israel dan Suriah beberapa saat menjelang serbuan ke Gaza. Dia berkali-kali mengecam serbuan itu. "Saya seorang pemimpin dunia yang mengatakan bahwa anti-Semitisme adalah kejahatan terhadap kemanusiaan. Saya katakan ini sejak awal menjadi perdana menteri maupun sebelumnya," ujar Erdogan menanggapi kecaman kelompok Yahudi. ant/afp/is


sumber: http://ng.republika.co.id/berita/28802/PM_Erdogan_Pulang_Disambut_Bak_Pahlawan

Tidak ada komentar: