Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Rabu, 14 Januari 2009

Ini yang Terjadi Sebenarnya dengan HAMAS

Secara psikologis, militer Israel sebenarnya udah kalah sejak lama. Upaya-upaya penyerangan membabi buta kepada warga sipil Gaza justru memperlihatkan kepada kita semua sebuah ekspresi ketakutan mereka - dilampiaskan pada pihak non-kombatan.

Untuk mengantisipasi serbuan mereka, HAMAS pun beraksi. Lewat Brigade Izzudin Al-Qassam, sayap militer HAMAS (mereka pun punya sayap lain yang concern masalah kesehatan, pendidikan, dll), senantiasa berhasil mematahkan operasi yang digelar Israel.



Dalam kebanyakan media pejuang HAMAS dikabarkan dengan isu-isu miring. Berlindung dibalik sipil adalah salah satu isu yang sering dipake Israel lewat media-media.


HAMAS sadar betul dengan kekuatannya, makanya banyak mengandalkan taktik perang gerilya. Ditambah dengan ranjau-ranjau & booby trap disebar di sepanjang jalan masuk Gaza. Roket-roket Qassam jumlahnya bisa mencapai ratusan yang sudah ditembakkan ke Israel. Tentu saja, kemampuan ledaknya tidak sedahsyat roket-roket Israel tetapi ini efektif membuat teror di kalangan warga Israel. Jadi bukan efek mortalitas yang dituju HAMAS tapi efek psikologis dan publisitaslah yang menentukan. Kepingin tau gimana hasilnya efek psikologi roket HAMAS? Mari simak statistik berikut (cuma contoh kejadian tahun 2005) :


Causes of Deaths of Israeli Soldiers 2005

Committed Suicide 30 Illness 14 Accidents 26 Terror Incidents 6

http://www.ifamericansknew.org/stats/deaths.html

Referensi aslinya :

Israeli newspaper Ma’ariv, Oct. 10, 2005, p. 6.

Note: The paper also reported that since 1992, 459 Israeli soldiers have committed suicide.


Walaupun saya sendiri nggak terlalu yakin dengan validitas beritanya tapi fakta tentara & warga Israel mengalami depresi sudah lama saya dengar. Banyak dari mereka yang akhirnya hijrah, entah ke Amerika/ Eropa, mencari penghidupan yang layak di negeri orang. Ini jelas bikin pusing pentolan ZI (Zionis Internasional)


Menilik kiprah HAMAS tidak bisa dilepaskan dengan momen istimewa beberapa tahun yang lalu. Boleh ya sedikit ulas balik ke tahun 2006?


Ketika itu HAMAS berhasil seringkali disudutkan dengan isu demokrasi oleh pihak Amerika Serikat, Israel dan para kawula sadereknya (biasalah, seperti yang terjadi juga di Irak, seakan-akan bangsa-bangsa ini mau mengajari gimana caranya mengelola peradaban yang “benar”-mungkin mereka sudah lupa siapa yang mengajari mereka cara mandi di bathtub dengan sabun!).


HAMAS pun mengalah dan menurut mengikuti pemilu di tahun 2006. Hasilnya? HAMAS memenangkan pemilu dengan merebut 74 kursi sementara Fatah memperoleh 46 kursi.


Telak! Demokratis kan?

Hohoho…tunggu dulu, sobat!


Quartet kampret ternyata turut campur. Mereka potong bantuan yang biasa diterima Palestina dengan alasan pemerintahan baru yang dipimpin HAMAS tidak memenuhi 3 syarat (emang betul-betul kampret tenan, udah jelas-jelas HAMAS menang pemilu lha kok dicekok dengan syarat-orang-orang ini emang seenak udelnya! Jadi sekarang siapa yang tidak demokratis?!)


Bisa kita bayangkan…jadi rakyat Palestina telah menerima embargo sepihak sejak tahun 2006 hingga 2008. Alasan yang digunakan Kuartet semprul tadi adalah HAMAS lah yang jadi penyebab (alasan klise yang sama dipake buat agresi ke Gaza sekarang).


Nah, singkatnya HAMAS menolak tawaran tersebut. Di sisi yang lain, saudara setanah air, Fatah alias barisan sakit hati…sekumpulan orang yang ingin berkuasa di Palestina tetapi gagal meraih simpati rakyat, mulai gelisah karena nggak kebagian kue. Bermula dari sini kisahnya semakin seru. Bener2 brother in war lha istilahnya. Selayaknya penjajah, AS pun turut mendanai, mensuplai kebutuhan militer bahkan melatih Fatah agar mampu menghajar HAMAS dari pemerintahan.


Saya memahami, HAMAS sudah mencoba lewat jalur diplomasi agar konflik tidak memanas karena prinsip HAMAS yang pernah saya baca mereka masih menganggap Fatah sebagai saudara. Tapi rupanya kipas setan yang dikibasi AS, Israel, dll lebih kuat sehingga Fatah merasa ada support dibelakang mereka.


Konflik pun muncul! Tepi Barat alias West Bank pun jadi arenanya.


Setelah melalui beberapa ronde akhirnya Hamas keluar sebagai pemenang. Hamas kembali menguasai Jalur Gaza. Buat Israel ini tentu kekalahan telak. Boneka yang mereka kendalikan (baca : Fatah) ternyata kurang macho (hohoho…). Ini salah satu alasan kuat mengapa Israel begitu mendendam pada Hamas…dan Gaza pun jadi pelampiasannya. Dan, HAMAS pun menikmati pampasan perang berupa amunisi yang berlimpah (saya yakin ini dipake sekarang melawan Israel).


Fragmen antara HAMAS dan Fatah bisa dibilang fragmen duka. Saling bunuh antar saudara nggak bisa dihindari. Salah satu, mau nggak mau, harus membela diri. Begini ini pinternya penjajah mengadu domba sesama saudara.



sumber: http://duniastrategi.wordpress.com/2009/01/13/ini-yang-terjadi-sebenarnya-dengan-hamas/

Tidak ada komentar: